Jumat, 19 Februari 2010

TIK dan Pendidikan

IMPLIKASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA


I Dewa Putu Eka Adi Putra
NIM. 0929011016
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Program Pasca Sarjana, Undiksha

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sedemikian pesat menciptakan kultur baru bagi masyarakat dunia. Perkembangan ini telah mampu membawa perubahan-perubahan yang signifikan dalam sendi-sendi kehidupan manusia. Dunia pendidikan pun tak luput dari sentuhannya. Integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan telah menciptakan pengaruh besar. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi, mutu dan efisiensi pendidikan dapat ditingkatkan. Dengan demikian, di tengah kemelut dunia pendidikan Indonesia yang tak kunjung selesai, teknologi informasi diyakini dapat memberi sumbangan yang berarti dalam meningkatkan mutu pendidikan di tanah air dan mengatasi masalah-masalah yang ada.

Kata kunci: teknologi informasi, dunia pendidikan

1. PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan teknologi informasi (TI), atau yang biasa disebut sebagai teknologi informasi dan komunikasi (TIK), mengalami percepatan yang luar biasa. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat ini membawa dampak yang begitu besar bagi pola hubungan antar individu, antar komunitas, bahkan antar negara atau bangsa, dan mampu membawa kita pada era informasi, suatu era dimana sekat-sekat informasi dan komunikasi menjadi pudar. Saat ini, tanpa terikat batasan tempat dan waktu, kita dapat berkomunikasi, berinteraksi, menciptakan dan menyebarkan data, informasi dan pengetahuan dengan cepat ke berbagai belahan dunia.
Kemajuan teknologi informasi ini telah mengubah cara masyarakat menghabiskan waktu dan mengerjakan sesuatu. Kini muncul bentuk-bentuk perubahan baru dalam aktifitas kehidupan masyarakat sebagai dampak dari kemajuan TI. Misalnya, pada sistem perdagangan dan perekonomi kini muncul e-commerce, e-business, e-trading, dan e-shop. Pada sistem pemerintahan muncul e-government, yang kemudian memunculkan bentuk-bentuk baru dalam penyelenggaraan dan pelayanan pemerintahan, seperti: e-administration, e-society, e-health, e-citizen, e-services, e-demokrasi, dan e-tendering atau e-procurement. Pada sistem surat-menyurat muncul e-mail (Wardiana, 2002). Bentuk-bentuk perubahan tersebut pada dasarnya merubah aktifitas masyarakat dalam dunia nyata ke dalam aktifitas dunia maya (aktifitas dalam dunia internet). Selain itu, masih banyak lagi bentuk perubahan lainnya terjadi dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sebagai pengaruh dari kemajuan TI, tidak terkecuali, dalam dunia pendidikan.
Dunia pendidikan termasuk yang paling diuntungkan oleh kemajuan TI karena memperoleh manfaat yang luar biasa. Misalnya, karena kemajuan TI yang begitu pesat, eksplorasi materi-materi pembelajaran berkualitas (seperti literatur, jurnal, dan buku), pembentukan forum-forum diskusi ilmiah, dan konsultasi/diskusi dengan para pakar di dunia dapat dilakukan dengan mudah dan cepat oleh setiap insan pendidikan. Hal tersebut telah memberikan warna atau wajah baru bagi sistem pendidikan dunia yang dikenal dengan berbagai istilah e-learning, distance learning, online learning, web-based learning, computer-based learning, dan virtual class room (Wardiana, 2002).
Di tengah kemelut dunia pendidikan Indonesia yang tak kunjung selesai, kehadiran inovasi-inovasi sistem pendidikan di atas menjadi satu titik cerah yang diharapkan mampu memberi sumbangan berarti dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia yang saat ini masih sangat rendah, sebagaimana ditunjukkan dalam laporan Human Development Index UNDP yang menempatkan mutu pendidikan Indonesia pada posisi 111 dari 175 negara, dan hasil survai tentang kualitas pendidikan di Asia yang dilakukan oleh PERC (The Political and Economic Risk Country) menetapkan Indonesia sebagai rangking 12, atau yang terendah (Karsidi, 2000). Memperhatikan masalah tersebut, paparan makalah ini mencoba untuk memberikan berbagai aspek tentang implikasi teknologi informasi dalam pengembangan dunia pendidikan (khususnya di Indonesia), dimulai dari hal yang mendasar yakni pengertian teknologi informasi, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai dunia pendidikan Indonesia, aplikasi teknologi informasi dalam dunia pendidikan, dan implikasi teknologi informasi dalam dunia pendidikan di Indonesia, yang mencakup pemanfaatan TI bagi institusi pendidikan dan kendala-kendala pengimplikasian TI di Indonesia, dan paling akhir akan ditutup dengan suatu simpulan.

2. PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI
“Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan” (Wardiana, 2002).
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Arti teknologi informasi bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan (Karsidi, 2000). Pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan sudah merupakan kelaziman. Sekarang banyak institusi pendidikan telah menyediakan komputer dengan jaringan internet yang menghubungkan rumah siswa dengan ruang kelas, guru, dan admistrator sekolah.
Manfaat yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah kemungkianan kita untuk mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi, seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi, dan sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batasan jarak dan waktu, negara, ras, kelas, ekonomi, ideologi, atau faktor lain yang dapat menghambat bertukar pikiran (Schweber, 1996). Perkembangan teknologi informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan yang disebut e-life, artinya kehidupan yang telah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik (Schweber, 1996).

3. DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA
Bangsa Indonesia, sepanjang perjalanannya, selalu diwarnai oleh upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan oleh pihak pemerintah. Namun pengalaman empiris bangsa kita telah membuktikan ketidakjelasan arah kebijakan pendidikan. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah kerapkali bersifat “jalan pintas”, semisal yang masih “hangat” adalah penetapan angka batas minimal kelulusan UN dengan nilai sebesar 4,25. Kebijakan yang tidak bijak ini adalah refleksi sikap pragmatis pemerintah yang tidak mau direpotkan oleh faktor-faktor non-struktural dan menganakemaskan hasil daripada proses. Karena kebijakan output sentris ini, siswa justru akan mencari rumus-rumus “jalan pintas” untuk menjawab soal, dengan paradigma “yang penting benar”, bukannya menjawab dengan uraian yang sistematik dan rasional. Dengan demikian, hakikat filosofis pendidikan sebagai “pencerah” yang telah terlupakan menjadi semakin terkubur.
Apabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan pada dunia pendidikan di Indonesia, mungkin jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses “belajar-mengajar konvensional” yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan (Karsidi, 2000). Hal ini menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan.
Inefektifitas adalah kata yang cocok untuk menggambarkan pola sistem pendidikan kita sekarang, sebab seiring dengan perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun masih ada institusi pendidikan, yang menggunakan sistem tradisional, mengajar dengan sangat lambat dan tidak seiring dengan perkembangan TI dan mobilitas informasi itu sendiri (Karsidi, 2000). Sistem konvensional ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak berkembangnya teknologi informasi.

4. APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Aplikasi teknologi informasi dalam pendidikan secara langsung akan mempengaruhi keputusan-keputusan tentang proses pendidikan yang spesifik. Misalnya, aplikasi itu mempunyai dampak penting terhadap isi (content) yang akan diajarkan, tingkat standarisasi dan pemilihan isi, jumlah dan kualitas sumber-sumber yang tersedia (Karsidi, 2000).
Masalah-masalah pokok yang dihadapi pendidikan di Indonesia yang terpenting adalah mengenai: peningkatan mutu, pemerataan kesempatan pendidikan, dan relevansi pendidikan dengan pembangunan nasional (Miarso, 1981). Demikian luas dan jauhnya jangkauan yang hendak dicapai oleh program pembangunan pendidikan kita, padahal di lain pihak sumber-sumber yang tersedia bertambah terbatas dan langka.
Kenyataan-kenyataan yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pemecahan masalah-masalah pendidikan kita membutuhkan alternatif-alternatif lain disamping cara-cara penyelesaian yang konvensional yang dikenal selama ini. Berbagai potensi yang dimiliki oleh teknologi informasi dapat diajukan sebagai suatu alternatif untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Secara umum, sebagaimana dikemukakan oleh Miarso (1981), aplikasi teknologi informasi dalam pendidikan akan mampu:
1. Menyebarkan informasi secara meluas, seragam dan cepat.
2. Membantu, melengkapi dan (dalam hal tertentu) menggantikan tugas guru.
3. Dipakai untuk melakukan kegiatan instruksional baik secara langsung maupun sebagai produk sampingan.
4. Menunjang kegiatan belajar masyarakat serta mengundang partisipasi masyarakat.
5. Menambah keanekaragaman sumber maupun kesempatan belajar.
6. Menambah daya tarik untuk belajar.
7. Membantu mengubah sikap pemakai.
8. Mempengaruhi pandangan pemakai terhadap bahan dan proses.
9. Mempunyai keuntungan rasio efektivitas biaya, bila dibandingkan dengan sistem tradisional.
Jika semula teknologi informasi dalam pendidikan (dalam arti yang sangat terbatas) dipandang hanya berperan pada taraf pelaksanaan kurikulum di kelas, konsepsi baru menghendaki teknologi informasi dalam pendidikan dapat menjadi masukan (input), bahkan sejak tahap perencanaan kurikulum. Dengan demikian sudah sejak perencanaan kurikulum harus pula dikaji dan ditentukan bentuk teknologi informasi yang akan diterapkan. Pemilihan teknologi informasi dalam pendidikan akan membuka kemungkinan lahirnya berbagai alternatif bentuk kelembagaan baru yang menyediakan fasilitas belajar, disamping dapat melayani segala bentuk lembaga pendidikan yang telah ada. Misalnya, kemungkinan bagi suatu bentuk sekolah terbuka yang fasilitas dan tata belajarnya berbeda sekali dengan sekolah konvensional, tetapi dengan hasil (output) yang sama.
Serangkaian kriteria pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan, antara lain: harus dijaga kesesuaiannya (kompatibilitas) dengan sarana dan teknologi yang sudah ada, dapat menstimulasikan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta mampu memacu usaha peningkatan mutu pendidikan itu sendiri harus diperhatikan oleh pemerintah dan insan-insan pendidikan (Karsidi, 2000). Dengan demikian, penerapan suatu teknologi informasi dalam pendidikan akan memungkinkan terjadinya perubahan besar-besaran dalam interaksi belajar mengajar antara sumber-sumber belajar dengan pelaku belajar.

5. IMPLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA
Kendala utama dari perluasan kuantitatif sistem pendidikan di Indonesia adalah terbatasnya ruang dan waktu. Inovasi teknologi informasi dapat diberdayakan untuk menembus kendala ruang dan waktu ini. Materi pendidikan yang dipilah-pilah menjadi paket-paket informasi dapat dikirim dan ditansfer kesana-kemari melintasi ruang melalui sistem komunikasi (internet) tanpa kesulitan. Dengan sistem pemberkasan (filing-systems) data elektronik, materi-materi pendidikan yang bermutu dapat pula disimpan dan diakses sewaktu-waktu diperlukan, melintasi dimensi waktu (Sadjad, 2000).
Teknologi internet yang berintikan sistem komunikasi data paket, telah membuka kemungkinan yang hampir tak terbayangkan sebelumnya tentang “globalisasi” sistem informasi (William, 1989). Dunia menjadi satu tanpa batas, rentang waktu menjadi tak berarti, kemarin dan esok, hari ini, sama saja. Ratusan juta terminal data telah terhubung satu sama lain–baik secara permanen mau pun temporer–di seluruh penjuru dunia dengan informasi yang sewaktu-waktu dapat ditransfer dan diakses ke sana ke mari. Sekarang ini, Universitas, perpustakaan, kursus-kursus ketrampilan, sekolah, sudah bisa “online”, berkat kemajuan teknologi informasi. Dengan demikian, berarti kendala ruang dan waktu sudah teratasi, kapasitas sistem pendidikan menjadi tak terbatas, kuantitas dan kualitas dapat ditingkatkan semaksimum mungkin. Tetapi, perlu dipahami bahwa pemberdayaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan sama sekali tidak dapat dimaksudkan untuk merubah sistem pendidikan yang ada, melainkan hanya bersifat suplementer (tambahan) dan komplementer (pelengkap) dari sistem pendidikan yang ada, yang telah dibangun selama berabad-abad dengan akar tradisi dan metode yang telah baku, sesuai dengan harkat dan martabat manusia (Sadjad, 2000).
Singkatnya, pemberdayaan teknologi informasi berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai sarana penunjang sistem pendidikan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan pendidikan, untuk memperbesar peluang akses ke berbagai pusat informasi pendidikan dan memperbesar peluang anak-didik untuk mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu dalam berinteraksi dengan para pendidik, dan meningkatkan kuantitas dan kualitas sistem pendidikan.
5.1 Pemanfaatan Teknologi Informasi bagi Institusi Pendidikan
Pesatnya perkembangan TI, khususnya internet, memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Di lingkungan perguruan tinggi, pemanfaatan IT diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic university (e- University) (Wardiana, 2002). Pengembangan e-University bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik di dalam maupun di luar perguruan tinggi tersebut. Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara online dan materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.
Lingkungan Akademis Pendidikan Indonesia sudah mulai mengenal implikasi TI di bidang Pendidikan. Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia telah memiliki situs (website) sendiri yang dapat diakses oleh masyarakat, memberikan informasi bahkan bagi yang sulit mendapatkannya karena problema ruang dan waktu. Hal ini juga tentunya sangat membantu bagi calon mahasiswa maupun mahasiswa atau bahkan alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak yang lainnya. Layanan yang disediakan pada situs mereka dapat dibandingkan dengan layanan yang disediakan oleh situs-situs pendidikan luar negeri.
Pada tingkat pendidikan SMU, implikasi TI juga sudah mulai dilakukan walau belum mampu menjajal dengan implikasi-implikasinya pada tingkatan pendidikan lanjutan. Di SMU ini, rata-rata penggunaan internet hanyalah sebagai fasilitas tambahan dan lagi TI belum menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa. TI belum menjadi media database utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Namun prospek untuk masa depan, penggunaan TI di SMU cukup cerah.
Selain untuk melayani institusi pendidikan secara khusus, adapula yang untuk dunia pendidikan secara umum di Indonesia. Ada juga layanan situs internet yang menyajikan kegiatan sistem pendidikan di Indonesia. situs ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang berhubungan dengan perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan sumber umum serta jaringan komunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para pendidik dan para peminat lainnya. Tujuan utama dari situs ini adalah sebagai wadah untuk saling berhubungan yang dapat menampung semua sektor utama pendidikan.
Disamping lingkungan pendidikan, misalnya pada kegiatan penelitian kita dapat memanfaatkan internet guna mencari bahan atau data yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut melalui mesin pencari pada internet. Situs tersebut sangat berguna pada saat kita membutuhkan artikel, jurnal ataupun referensi yang dibutuhkan. Inisiatif-inisiatif penggunaan TI di luar institusi pendidikan formal tetapi masih berkaitan dengan lingkungan pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah satu inisiatif yang sekarang sudah ada adalah situs penyelenggara “Komunitas Sekolah Indonesia” (Karsidi, 2000).
5.2 Kendala-Kendala Pengimplikasian IT di Indonesia
Manfaat TI di bidang pendidikan memang menggiurkan bagi kaum akademisi yang haus akan informasi, juga bagi mereka yang hendak memobilisasi bangsa Indonesia agar lebih maju lagi dalam bidang ini. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan TI belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini. Salah satu kendala utamanya: kurangnya ketersediaan sumber daya manusia untuk melakukan proses transformasi teknologi, dan menyediakan infrastruktur telekomunikasi beserta perangkat hukumnya yang mengaturnya. Dalam hal perangkat hukumnya, yang menjadi pertanyaan dilematis adalah, “apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan TI untuk pendidikan gaya baru ini?”, Sedangkan Cyberlaw yang menjadi senjata untuk menjerat pelaku kriminalitas di dunia maya tidak terdengar “kabarnya”. Selain itu, masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya TI untuk pendidikan, sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah.
Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu, tempat akses internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolah, bahkan melalui warnet (warung internet). Hal ini tentunya diperhadapkan kembali kepada kesiapan pihak pemerintah maupun pihak swasta; yang pada akhirnya pemerintahlah yang memegang kunci keberhasilan penerapannya, sebab pemerintah merupakan pihak yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan.
Namun sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan. Saat ini baru institusi-istitusi pendidikan unggulan yang memiliki fasilitas untuk mengakses jaringan TI yang memadai. Padahal masih banyak institusi-institusi pendidikan lainnya yang belum diperlengkapi dengan fasilitas TI. Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih dan semakin murah.

6. PENUTUP
Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat telah mengantarkan kita ke era informasi. Era informasi ini menjanjikan berbagai kecanggihan yang menakjubkan dalam penerapan teknologi informasi. Banyak hal yang beberapa tahun lalu hanya berupa khayalan menjadi kenyataan. Berbagai inovasi dalam bidang teknologi informasi ini sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan di Indonesia, terutama untuk meningkatkan secara kuantitatif kapasitas proses pendidikan dalam mengatasi berbagai kendala akibat keterbatasan ruang dan waktu.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Miarso, Yusufhadi, [1981], “Penerapan Teknologi Pendidikan di Indonesia”, Jakarta: Universitas Terbuka.

Schweber, William, [1996], “Electronic Communication Systems”, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Inc.

William, Frederick, [1989], “The News Communication”, Los Angeles : Wadsworth, Inc.

Makalah
Karsidi, R., [2000], “Penerapan Teknologi untuk peningkatan Mutu Pendidikan”, Makalah: Disampaikan dalam Seminar Pendidikan Tingkat Regional EKM –FKIP–Universitas Sebelas Maret Surakarta, tanggal 7 September 2000.

Sadjad, R. S. [2000], “Internet dan Sistem Pendidikan”, Makalah: Disampaikan pada Kuliah Umum dalam Rangka Penerimaan dan Orientasi Mahasiswa Baru T.A. 2000-, STMIK Kharisma Makassar, tanggal 19-20 September 2000.

Wardiana, W. [2002], “Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia”, Makalah: Disampaikan pada Seminar dan Pameran Teknologi Informasi 2002, Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Jurusan Teknik Informatika, tanggal 9 Juli 2002.